Jumat, 13 Agustus 2010

ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN ACCOUNTING EARNINGS AND CASH EARNINGS WITH CASH DIVIDEND ON THE COMPANY’S SERVICES LISTED ON THE STOCK EXCHANGE
RIRIN DEWI P Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
E.Susy Suhendra
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

ABSTRACT

This research aims are to know the relation between the accounting earnings and cash dividend and also to know the relation between the cash earnings and cash dividend.
This research is a hypotesis examining research to know the correlational relation among the variables. The populations of this research are the services companies which listed at The Indonesian Stock Exchange. The samples of this research are 18 services companies which were selected with certain criterias by purposive sampling method. The data of this research are quantitative data. The data sources of this research are secondary data from publicized annual reports for the 2006-2008 period and from the Indonesian Capital Market Directory 2009. The technic of data collecting is documentation technic. The methods of data analyzing are using the Spearman Rank correlation.
This research shows that the value of the Speraman Rank correlation for 2006-2008 period between the accounting earnings and dividend cash also between the cash earnings and cash dividend are > 0.
Keywords : Accounting Earnings, Cash Earnings, Cash Dividend

1. Pendahuluan
Beberapa tahun belakangan ini dunia usaha sedang menghadapi krisis keuangan yang cukup hebat. Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan besar yang gulung tikar alias bangkrut. Keadaan ini akhirnya memaksa perusahaan yang masih bertahan untuk dapat menjaga kelangsungan hidupnya dengan dapat bersaing dengan perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan perusahaan lain maka membutuhkan dana atau modal baik yang diperoleh dari investor maupun kreditur. Dana tersebut tentunya akan diperoleh perusahaan jika mendapatkan kepercayaan dari kreditur maupun investor. Kepercayaan itu dapat diperoleh jika perusahaan mampu menunjukkan kinerja yang baik, yang dapat diukur dari laba yang diperoleh perusahaan.
Laba merupakan salah satu tujuan perusahaan selain untuk dapat bertahan hidup (going concern). Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba dimasa depan (Djamaluddin, 2008: 55). Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan inilah yang menjadi dasar bagi investor untuk membuat keputusan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Laba yang diperoleh suatu perusahaan akan ditahan sebagai laba ditahan (retained earnings) dan sisanya inilah akan dibayar kepada investor berupa dividen. Jumlah laba yang dihasilkan perusahaan akan menjadi salah satu faktor yang akan dipertimbangkan perusahaan dalam membayar dividen. Dividen yang dibayarkan oleh suatu perusahaan kepada investor tentunya dipengaruhi oleh kebijakan dividen dari masing-masing perusahaan.
Dividen yang bisa diperoleh oleh para investor ada dua jenis, yaitu dividen kas dan non kas. Dividen kas (cash dividend) adalah dividen yang dibayarkan perusahaan pada investor dalam bentuk uang tunai. Pada kenyataannya para investor lebih tertarik pada pembayaran dividen dalam bentuk uang tunai, sebab dapat meminimalisir ketidakpastian atas investasinya pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, mayoritas perusahaan sering mempertimbangkan laba tunai yang pada dasarnya adalah laba akuntansi setelah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas antara lain seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar, serta pembelian kredit, dalam menentukan besarnya dividen yang dibagikan.
Para investor beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri. Hal tersebut sangat penting dan harus diperhatikan perusahaan karena investor sangat penting bagi perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul ” ANALISIS HUBUNGAN ANTARA LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI DENGAN DIVIDEN KAS PADA PERUSAHAAN JASA YANG TERDAFTAR DI BEI”.



2. Tinjauan pustaka

2.1 Laporan Keuangan

Menurut Soemarso (2004:34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan juga dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang perusahaan di masa lampau. Selain itu laporan keuangan juga dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang. Jadi, selain untuk menyediakan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai kinerja manajemen perusahaan untuk membuat keputusan, juga sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada pihak yang menanamkan dananya di perusahaan. Informasi laporan keuangan dipakai oleh banyak kelompok dengan tujuan yang berbeda. Hal tersebut terjadi sebab mereka memiliki ekspektasi yang berbeda terhadap laporan keuangan itu sendiri. Komponen laporan keuangan terdiri dari neraca ( balance sheet ), laporan laba rugi ( income statement ), laporan perubahan ekuitas ( statement of shareholder’s equity ), laporan arus kas (cash flow statement ), catatan atas laporan keuangan ( notes to financial statement ).
Menurut Baridwan(1997) Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Menurut Munawir (1992 : 2) Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan/aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data/aktivitas perusahaan tersebut.




2.2 Laba Akuntansi

Menurut Belkaoui (2004:229), laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara realisai laba yang tumbuh dari transaksi-transaksi selama periode berlangsung dan biaya-biaya histories yang berhubungan.Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor, laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak. Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. Laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Laba akuntansi diukur berdasarkan konsep akuntansi akrual. Tujuan utama dari akuntansi akrual adalah untuk pengukuran laba. Dua proses utama dalam pengukuran laba adalah pengakuan pendapatan dan pengaitan beban. Laporan laba rugi yang disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir prospek aliran kas dari pada laporan laba rugi yang disusun berdasar basis kas.

Menurut Sofyan Syafri(2005:273), yang dimaksud dengan laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut.

2.3 Laba Tunai

Laba tunai disebut juga dengan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Laba bersih perusahaan adalah hal yang penting, tetapi arus kas lebih penting lagi karena dividen harus dibayar secara tunai dan karena kas diperlukan dalam membeli aktiva untuk melanjutkan operasi perusahaan. Pada umumnya arus kas bersih perusahaan berbeda dengan laba akuntansi, karena beberapa pendapatan dan beban yang tercantum dalam laporan laba-rugi tidak dibayar secara tunai selama satu tahun. Hubungan antara arus kas bersih dan laba bersih dapat ditunjukkan melalui perhitungan arus kas bersih.




Contoh utama beban non kas adalah penyusutan. Pos ini mengurangi laba bersih tetapi tidak dibayarkan secara tunai, sehingga kita akan menambahkan kembali beban ini ke laba bersih dalam menghitung arus kas bersih. Pada dasarnya laba tunai merupakan arus kas dari aktivitas operasi perusahaan.

2.4 Dividen Kas

Perusahaan akan bertumbuh dan berkembang, kemudian pada waktunya akan memperoleh keuntungan atau laba. Laba ini terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang dibagikan. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Mengenai penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan itulah yang merupakan kebijakan dividen pimpinan perusahaan. Adapun tujuan dari pembagian dividen adalah untuk memaksimumkan kemakmuran bagi para pemegang saham, karena tingginya dividen yang dibayarkan akan mempengaruhi harga saham. Dividen kas adalah distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya. Para investor beranggapan dividen yang diterima dalam bentuk kas lebih menggambarkan seberapa besar return dari modal yang mereka tanamkan dan memberikan kepuasan tersendiri. Dividen yang paling umum dibagikan oleh perusahaan adalah dalam bentuk kas. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah apakah jumlah uang kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen tersebut. Jurnal untuk mencatat pembagian dividen kas ini dibuat pada tanggal pengumuman dan pembayaran.

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti. Kerangka konseptual juga merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka peneliti membuat kerangka konseptual penelitian seperti yang tertera pada gambar.














Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapatlah dibuat justifikasi hubungan antara variabel independen dengan dependen. Laba akuntansi merupakan laba bersih yang didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak. Laba akuntansi mempengaruhi jumlah dividen kas sebab semakin besar laba akuntansi yang merupakan laba bersih perusahaan, maka makin besar jumlah dividen yang dapat dibagikan kepada para pemegang saham khususnya dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk dividen kas.
Laba akuntansi dalam pembagiannya sebagai dividen kas tentunya dipengaruhi beberapa antara lain seperti ketersediaan kas perusahaan, sebab laba akuntansi merupakan gabungan dari laba tunai maupun non tunai. Laba tunai merupakan laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan transaksi-transaksi non kas, seperti beban penyusutan, beban amortisasi, penjualan kredit, pembelian kredit, beban gaji, beban pajak, dan beban bunga yang belum dibayar.
Laba tunai juga mempengaruhi jumlah dividen kas sebab jika makin besar jumlah laba yang dihasilkan perusahaan dalam bentuk kas, maka makin besar jumlah dividen yang dibagikan perusahaan dalam bentuk kas. Dari justifikasi diatas, dapat dilihat bahwa jumlah laba akuntansi maupun laba tunai mempengaruhi jumlah dividen kas yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham.

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ada hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas,
Ada hubungan antara laba tunai dengan dividen kas.


3. Metode Penelitian

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang terdaftar di BEI. Perusahaan jasa tersebut adalah yang terdaftar selama tahun 2006-2008. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan beberapa kriteria tertentu. Beberapa kriteria yang ditentukan adalah :




1. Perusahaan yang terdaftar di BEI untuk perusahaan jasa selama tahun 2006-2008
2. Menunjukkan tanggal publikasi laporan keuangan pada tanggal 31 Desember oleh emiten di media atau tanggal penyerahan laporan keuangan di BAPEPAM.
3. Sahamnya aktif diperdagangkan di BEI sampai tahun 2008
4. Mempunyai data laporan keuangan yang lengkap

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numeric.Sumber data penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan dari BEI periode 2006-2008.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data berupa laporan keuangan setiap perusahaan sample setiap periode penelitian.
Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah laba akuntansi (X1) dan laba tunai (X2). Laba akuntansi (X1) dalam penelitian ini adalah selisih antara pendapatan operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak. Laba tunai (X2) dalam penelitian ini adalah laba akuntansi yang telah disesuaikan dengan transaksi non kas Variable dependen pada penelitian ini adalah dividen kas (Y) yang merupakan laba dalam bentuk uang kas yang dibayarkan kepada pemegang saham dimana pembagiannya berdasarkan hasil keputusan RUPS.

4. Analisis Hasil Penelitian

4.1 Korelasi Spearman

Korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan 2 variabel / lebih berskala ordinal. Berikut ini adalah nilai korelasi Spearman Rank yang menunjukkan hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas maupun antara laba tunai dengan dividen kas selama periode pengamatan.
Laba akuntansi dengan dividen kas
Nilai korelasi Spearman Rank pada hubungan ini menunjukkan angka -0.391 pada tahun 2006, angka 0.159 pada tahun 2007,dan angka -0.446 pada tahun 2008.
Laba tunai dengan dividen kas
Nilai korelasi Spearman Rank pada hubungan ini menunjukkan angka -0.189 pada tahun 2006, angka -0.25 pada tahun 2007,dan angka -0.210 pada tahun 2008.


4.2 Pembahasan Hasil Analisis

Dari angka di atas dapat dilihat dan dapat dibuat pembahasan seperti di bawah ini :
Nilai korelasi Spearman Rank selama periode pengamatan yaitu dari periode 2006-2008, baik antara laba akuntansi dengan dividen kas maupun antara laba tunai dengan dividen kas menunjukkan koefisien yang <0 dan mendekati -1. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas maupun antara laba tunai dengan dividen kas.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori bahwa terdapat hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas, yang berarti bahwa makin tinggi laba akuntansi ataupun laba tunai, maka makin tinggi dividen kas yang dapat dibagikan.


5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan :
1. Terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas.
2. Terdapat hubungan antara laba tunai dengan dividen kas.

5.2 Keterbatasan Penelitian
Variabel independen yang dibahasbdalam penelitian ini terbatas, hanya laba akuntansi, dan laba tunai. Hal tersebut masih kurang, jika mengingat bahwa masih banyak factor lain yang mempengaruhi dividen kas, seperti : kas, likuiditas perusahaan, dan factor penting lainnya.
Pada penelitian ini yang menjadi sample perusahaan yang diteliti hanya terbatas pada perusahaan jasa yang terdaftar di BEI. Rentang waktu penelitian ini hanya selama tahun 2006-2008.

5.3 Saran

1. Bagi perusahaan sebaiknya turut mempertimbangkan faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi dividen kas. Selain itu perusahaan sebaiknya lebih mengutamakan pembagian berdasarkan laba akuntansi, karena berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi laba akuntansi dengan dividen kas menunjukkan koefisien yang lebih besar jika dibandingkan dengan koefisien korelasi laba tunai dengan dividen kas.
2. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya perusahaan yang akan diteliti lebih luas agar dapat lebih mempresentasikan korelasi antar variabel pada penelitian ini, sehingga diharapkan dapat diperoleh hasil yang lebih baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya rentang waktu penelitian lebih diperpanjang agar hasil yang dicapai dapat lebih baik.
4. Bagi perusahaan yang bergabung dengan perusahaan lain sebaiknya membagikan dividen sesuai dengan persentase kepemilikan perusahaan tersebut agar tidak ada yang dirugikan.

0 komentar: